BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia
adalah mahluk hidup ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya. Dikarenakan
manusia memiliki akal, pikiran dan rasa. Ketiga kekayaan manusia inilah yang
membuat manusia disebut sebagai Khalifah di bumi ini. Tuntutan hidup manusia
lebih daripada tuntutan hidup makhluk lainnya yang membuat manusia harus berpikir lebih maju
untuk memenuhi kebutuhan atau hajat hidupnya di dunia, baik yang bersifat
jasmani maupun rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut
kebudayaan dan pandangan terhadap hidup.
Jadi pandangan terhadap hidup ini adalah
segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia. Pandangan hidup dapat
menjadi pegangan, bimbingan dan tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam
menempuh kehidupan. Oleh karena itu, dalam kehidupan dunia dan akhirat
pandangan hidup seseoranglah yang menentukan akhir hidup mereka sendiri. Selain
itu Pandangan hidup juga tidak langsung muncul dalam masyarakat, melainkan
melalui berbagai proses dalam kehidupan. Dalam perkembangan seorang manusia
itulah proses dalam menemukan jati diri atau pandangan hidupnya.Mulai dari masa
kanak-kanak hingga dewasa.
Dalam
penemuan pandangan hidup tersebut, tidak lepas juga dengan pendidikan. Manusia
mengetahui tentang hakikat hidup dan sebagainya adalah berasal dari pendidikan.
Oleh karena itu jika kita membahas tentag pandangan hidup, tidak boleh lepas
dari pendidikan. Karena dengan pendidikan manusia dapat berpikir lebih kedepan
mulai dari kehidupan baik lahir maupun batin.
Berdasarkan
uraian di atas maka dikemukakan judul “ Pentingnya Pandangan Hidup Bagi seorang
Anak”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang, kami merangkum beberapa rumusan masalah yang diangkat, antara
lain :
1.2.1 Mengapa perlu adanya pandangan hidup
pada anak ?
1.2.2 Bagaimana cara menanamkan pandangan
hidup pada anak ?
1.2.3 Apa dampak negatif bagi anak yang tidak
mempunyai pandangan hidup?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan
makalah mengenai pentingnya pandangan hidup bagi anak mempunyai tujuan antar
lain :
1.3.1 Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD)
1.3.2
Memberi pengetahuan dasar kepada para mahasiswa mengenai masalah manusia
dan pandangan hidup
1.3.3 Mahasiswa
dapat mengetahui pentingnya pandangan hidup bagi anak
1.3.4 Mahasiswa
dapat menyebutkan manfaat pandangan hidup bagi anak
1.3.5
Memberikan pandangan pada mahasiswa IKIP sebagai calon guru dalam menanamkan
dan ikut berperan dalam menanamkan pandangan hidup pada anak
1.4 Manfaat Makalah
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1.4.1 Sebagai referensi tambahan dalam pembelajaran
1.4.2 Sebagai pembanding dalam penyusunan
makalah selanjutnya
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1
Pengertian
Manusia
2.1.1 Secara biologis menurut
buku Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar Oleh Ridwan Effendi
Manusia diklasifikasikan sebagai Homo
sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
2.1.2 Secara
Agama
Manusia dalam pengertiannya
dihubungkan dengan hubungan manusia dengan Tuhan mereka. Kekuatan ketuhanan
atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali
dibandingkan dengan ras lain.
Manusia dijelaskan berdasarkan
penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat
majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan
kemampuannya untuk membentuk kelompok
dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta
pertolongan.
Dari definisi-definisi
tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan
yang memiliki akal dan pikiran yang saling berinteraksi dan hidup dalam
bermasyarakat sehingga selalu menarik untuk dibicarakan.
2.2
Pengertian
Pandangan Hidup
2.2.1
Menurut Koentjaraningrat
Pandangan hidup adalah nilai-nilai yang
dianut oleh suatu masyarakat yang dipilih secara selekif oleh individu dan
golongan di dalam masyarakat.
2.2.2
Menurut Manuel Kaisiepo
Pandangan hidup mencerminkan citra diri
seseorang karena pandangan hidup itu mencerminkan cita-cita atau aspirasinya.
2.2.3
Menurut Lensky
Pandangan hidup merupakan bagian dari
ideology.
Dari
definisi- definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pandangan hidup
adalah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk
hidup di dunia yang mana mencerminkan diri seseorang. Pandangan hidup tersebut
dapat digunakan dalam menjalani hidup. Pandangan hidup itu juga bisa
diimplementasikan sebagai hasil-hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman,
fakta, dan sikap meyakini sesuatu yang diringkas sebagai pegangan, pedoman,
petunjuk atau arahan.
Pandangan hidup pada dasarnya memiliki
unsur-unsur, yaitu cita-cita kebajikan, usaha, dan keyakinan.Cita-cita adalah
sesuatu yang ingin digapai oleh manusia melalui usaha. Usaha adalah hal-hal
yang diupayakan sebaik mungkin untuk menggapai cita-cita yang harus dilandasi
oleh keyakinan. Keyakinan diukur dengan daya pikir akal, jasmani, dan sikap
maupun rasa kepada Tuhan. Hal ini yang mencirikan bahwa unsur-unsur pandangan
hidup diatas saling berkaitan.
2.3
Pengertian
Anak
2.3.1
Menurut John Locke
Anak merupakan pribadi yang masih bersih
dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan.
2.3.2 Menurut Haditono
Anak adalah
mahluk yang membutuhkan kasih sayang, pemeliharaan dan tempat bagi
perkembangannya.
2.3.3
Pasal 1 ayat 5 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 199 Tentang Hak Asasi Manusia (HAM)
Anak
adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Dari definisi- definisi tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa anak adalah pribadi yang membutuhkan kasih sayang,
perhatian dan perlindungan dari pribadi yang dituakan olehnya, baik dari
orangtua, guru ataupun masyarakat. Selain itu anak-anak mulai berkembang tidak
hanya dari jasmaninya melainkan juga psikologinya dimana anak-anak sudah
berkembang semakin luas.Selain itu juga anak-anak mulai diberi pengertian
tentang berbagai hal mulai dari agama,norma,hak dan kewajiban. Anak juga
mengalami perkembangan seperti mulai mengambil keputusan tentang apa yang akan
dia lakukan kedepannya.
2.4
Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari bahasa
Yunani, Paedagogy,yang mengandung
makna seorang anak yang pergi dan pulang diantar seorang pelayan. Sedangkan
pelayanan yang mengantar dan menjemput dinamakan paeadadogos. Dalam bahasa Romawi, pendidikan diistilahkan dengan educate yang berarti mengeluarkan
sesuatu yang berada di dalam. Dalam bahasa inggris,pendidikan diistilahkan to educate yang berarti memperbaiki
moral dan melatih intelektual (Noeng Muhadjir,2000: 20-21)
Sebagaimana yang diungkapkan Daoed
Joesoef tentang pentingnya suatu pendidikan : "Pendidikan merupakan segala
bidang penghidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai
dengan martabat manusia". Dan tentulah dari pernyataan tersebut kita bisa
mengambil kesimpulan bahwa Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan
tidak bisa lepas dari kehidupan.
Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan
cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Sudah menjadi suatu
rahasia umum bahwa maju atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor
pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur
apakah bangsa itu maju atau mundur, karena seperti yang kita ketahui bahwa
suatu Pendidikan tentunya akan mencetak Sumber Daya Manusia yang berkualitas
baik dari segi spritual, intelegensi dan skill guna mencetak generasi penerus bangsa yang lebih
baik lagi. Namun jika output dari proses pendidikan ini gagal maka sulit
dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.
Didalam UU No.20/2003 tentang sistem
pendidikan Nasional, tercantum pengertian pendidikan: "pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara".
BAB
III
JAWABAN
RUMUSAN MASALAH
3.1
Sebab Anak Harus Memiliki Pandangan Hidup
Berdasarkan rumusan masalah yang pertanyaannya berbunyi ”Mengapa
perlu adanya pandangan hidup pada anak ?” maka jawabannya adalah sebagai
berikut :
Karena
pandangan hidup merupakan kunci dalam menentukan apa yang menjadi keinginan
atau cita-cita seseorang. Pandangan hidup setiap orang pasti berbeda-beda dan
setiap orang juga pasti berbeda-beda dalam mendeskripsikan pandangan hidupnya.
Dalam hal ini pandangan hidup juga dapat diartikan sebagai “prinsip hidup atau
sikap hidup”.
3.2
Cara Menanamkan Pandangan Hidup Pada Anak
Berdasarkan rumusan masalah yang pertanyaannya berbunyi
”Bagaimana cara menanamkan pandangan hidup pada anak ?” maka jawabannya adalah
sebagai berikut :
Cara
untuk menanamkan pandangan hidup kepada seorang anak dibagi menjadi 3
berdasarkan lingkungan pembelajaran dimana dia tumbuh dan berkembang. Antara
lain adalah lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.Ki Hajar Dewantara
menganggap ketiga lembaga pendidikan tersebut sebagi Tri Pusat Pendidikan.
Maksutnya,tiga pusat pendidikan yang secara bertahap dan terpadu mengemban
suatu tangung jawab pendidikan bagi generasi
mudanya.(Hasbullah: 37)
3.2.1 Keluarga
Dapat
dikatakan bahwa keluarga adalah lingkungan pertama dimana manusia tumbuh dan
berkembang, karena keluarga adalah konsep yang paling dasar. Sebagaimana sudah
menjadi pegetahuan umum, menurut Maslow (1972), kebutuhan manusia secara
hierarki dapat dijelaskan sebagai berikut: kebutuhan akan sandang,pangan dan
papan, yang merupakan kebutuhan primer, kebutuhan akan kasih sayang, rasa aman,
serta perhatian untuk menumbuhkan harga diri (self esteam), dan kebutuhan untuk mewujudkan diri atau
mengaktualisasikan diri. Dalam hal ini adalah tentang kebutuhan untuk
mewujudkan apa yang diinginkannya.
Pengalaman-pengalaman
yang berbeda yang ia terima melalui anggota rumah, dari orang tua, nenek, paman
ataupun misalnya saudara-saudara sekandung yang lainnya.
Orang
tua berperan dalam membantu mengembangkan arti dari pandangan hidup pada
seorang anak. Manusia belajar, tumbuh dan berkembang dari pengalaman yang
diperolehnya melalui kehidupan keluarga, untuk sampai pada penemuan bagaimana
ia menempatkan dirinya kedalam keseluruhan kehidupan dimana ia berada. (Hasbullah:
87)
3.2.2 Sekolah
Sekolah
adalah lingkungan kedua setelah keluarga. Di sekolah anak-anak mendapatkan
pendidikan yang tidak bisa dipelajari di dalam keluarga.Pendidikan dalam hal
ini adalah pendidikan formal dimana mempelajari tentang ilmu pengetahuan alam,
sosial, bahasa, matematika dsb. Tapi di sekolah anak-anak juga diajarkan
tentang pembentukan sikap seperti
mengetahui tata tertib, norma- norma hingga membentuk kepribadian yang nantinya
akan membantu anak untuk menentukan prinsip hidupnya tak dapat dilihat terlepas
dari cetakan yang disajikan oleh kehidupan sekolah (pendidikan formal) …
(Semiawan:1988)
Anak
–anak sebagai peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu. Dasar hakiki diperlukannya
pendidikan bagi peserta didik adalah karena manusia adalah makhluk
susila yang dapat dibina dan arahkan untuk mencapai derajat kesusilaan. Peserta
didik menurut sifatnya dapat dididik,karena mereka mempunyai bakat dan
disposisi-disposisi yang memungkinkan untuk diberi pendidkan.
Ini
berarti bahwa faktor pendidikan memegang peran kunci dan bagaimanapun juga,
kesadaran, sikap, nilai, serta integritas pribadi maupun bangsa. Salah satu agen
yang membantu anak-anak di sekolah adalah tugas seorang guru,dalam hal ini
membantu anak dalam menentukan peran dan fungsinya di masyarakat,membimbingnya
serta memberikan pembelajaran hidup yang tepat agar nantinya murid tidak
kesulitan ketika sudah berhadapan dengan masyarakat.
Selain
itu guru juga bisa membantu anak-anak dalam menentukan pandangan hidup, karena
pada dasarnya peran guru adalah mendidik anak muridnya agar bisa sukses
kedepannya. Dalam hal ini adalah mewujudkan cita-cita dan impian anak didiknya.Guru
memberikan motivasi dan nasihat yang berhubungan dalam meraih impian sang anak.
3.2.3 Masyarakat
Secara
umum masyarakat adalah sekumpulan manusia yang bertempat tinggal dalam suatu
kawasan dan saling berinteraksi dengan sesama untuk mencapai tujuan. Anggota
masyarakat terdiri dari berbagai ragam pendidikan, profesi, keahlian, suku
bangsa, kebudayaan, agama, maupun lapisan sosial sehingga menjadi masyarakat
yang majemuk secara tidak langsung, setiap anggota masyarakat telah mengadakan
kerja sama dan saling mempengaruhi untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai
tujuan.
Dalam
konsep pendidikan, masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang dengan
berbagai ragam kualitas diri dari yang tidak berpendidikan sampai yang
berpendidikan tinggi. Baik buruknya kualitas masyarakat ditentukan oleh
kualitas pendidikan anggotanya, sehingga semakin baik pendidikan anggotanya,
semakin baik pula kualitas masyarakat secara keseluruhan.
Ditinjau
dari lingkungan pendidikan, masyarakat disebut sebagai lingkungan pendidikan
non formal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan berencana kepada
seluruh anggotanya, tetapi tidak sistematis. Masyarakat menerima semua anggota
yang beragam untuk diarahkan menjadi anggota yang sejalan dengan tujuan
masyarakat itu sendiri yang berorientasi pada pencapaian kesejahteraan sosial,
jasmani-rohani, dan juga mental-spiritual. (Hasbullah: 100)
Jadi
dapat disimpulkan bahwa dalam masyarakat juga mengajarkan kepada anak tentang
arti dari pandangan hidup itu sendiri dan juga realisasi dari pandangan hidup
itu sendiri
3.3 Dampak negatif bagi
anak yang tidak mempunyai pandangan hidup
Berdasarkan rumusan masalah yang pertanyaannya berbunyi ”
Apa dampak negatif bagi anak yang tidak mempunyai pandangan hidup?” maka
jawabannya adalah sebagai berikut :
Dampak
negatifnya adalah dia tidak mempunyai pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup
dalam menjalani kehidupannya di dunia. Sehingga dia tidak mengerti hakikat dia
hidup di dunia ini dan juga masa depan mereka. Anak juga dapat terpengaruh
dengan lingkungan masyarakat yang bersifat negatif.
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1
Pembahasan dari pertanyaan Rumusan Masalah “Mengapa Anak Harus Memiliki
Pandangan Hidup”
Anak
merupakan aset yang sangat berharga bagi setiap orang tua, Sebagai orang tua
tentu menginginkan anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik; mendapatkan
pendidikan yang dapat mengembangkan potensi bakat dan keterampilan yang
dimilikinya secara maksimal. Orang tua juga berharap anak mereka dapat bergaul
dengan baik di lingkungan di mana anak hidup, anak belajar untuk mengenal
dirinya sendiri dan membentuk identitas diri. Untuk itulah seorang anak perlu memiliki
pandangan hidup dalam kehidupannya. Selain itu jika seorang anak sudah
mempunyai pandangan hidup, dia dapat menentukan cita-cita dan jalan hidupnya.
Sehingga dia belajar untuk bertanggung jawab terhadap suatu keputusan yang
telah dibuatnya.
Selain
itu dengan adanya pandangan hidup, seorang anak akan mengerti tentang
lingkungan masyarakat tempat tinggalnya dimana ia akan belajar tentang
norma-norma yang ada di dalamnya.
4.2 Pembahasan dari
pertanyaan Rumusan Masalah “ Apa dampak negatif bagi anak yang tidak mempunyai
pandangan hidup”
Seorang anak yang tidak mempunyai
pandangan hidup akan berdampak pada psikologinya. Di dalam belajar dia merasa tidak
bersemangat karena tidak memiliki tujuan akhir yang pasti. Selain itu di dalam
lingkungan masyarakat,anak cenderung pendiam dan kurang interaksi,atau bahkan
bisa menjadi orang yang bisa membuat keributan di masyarakat. Di dalam lingkungan masyarakat juga dia merasa diasingkan
karna tidak mempnyai pandangan hidup.
Solusi :
Sebagai
Orang tua, kita mengajarkan pada anak kita tentang apa kewajiban dan bagaimana
cara melaksanakan kewajiban mereka. Kewajiban mereka disini adalah kewajiban
dalam beragama. Dalam hal ini agama dapat dijadikan sebagai pegangan atau
pandangan hidup seorang anak dalam menjalani kehidupannya
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pembahasan yang telah diuraikan
pada bab-bab terdahulu, maka pada bagian ini akan dikemukakan beberapa pokok
sebagai berikut :
1.
Pendidikan pandangan
hidup yang dimiliki seorang anak dapat membantu kembang tumbuh anak dalam
proses pembelajaran tentang dirinya sendiri dan dunia sekitarnya.
2.
Seorang
anak yang memiliki pandangan hidup atau prinsip hidup akan menjalankan
kebajikan dalam kehidupannya.
3.
Setiap
manusia pasti memiliki pandangan hidup untuk mencapai kehidupan yang sejahtera,
baik sebagai pedoman dalam hidupnya, pegangan ataupun petunjuk hidupnya.
5.2 Saran
Melalui kesempatan ini
ada beberapa saran yang akan kami sampaikan, saran tersebut sebagai berikut:
1.
Tanamkan
pandangan hidup atau prinsip hidup pada anak sejak dini agar mereka kelak menjadi
manusia yang bijak dan berwatak mulia.
2.
Baiknya
seorang manusia memegang teguh pandangan hidup yang dimilikinya agar dalasm
kehidupannya selalu melakukan kebajikan.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sujanto. 1981. Psikologi Perkembangan, edisi kedua. Jakarta:
Radar Jaya Offset
Conny R. Semiawan. 2002. Pendidikan Keluarga Dalam Era Global. Jakarta:
PT Prenhallindo
Harjaningrum,
Agnes Tri. 2007. Peranan Orang Tua dan
Praktisi dalam Membantu Tumbuh Kembang Anak Berbakat Melalui Pemahaman Teori
dan Tren Pendidikan. Jakarta: Prenada,Media Group
Hasbullah.
2009 . Dasar-dasar Ilmu Pendidikan.Jakarta
: Rajawali Pers
Hurlock,
Elizabeth B. 1997. Psikologi Perkembangan, edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Mustopo, M. Habib. 1983. Ilmu Budaya Dasar Kumpulan Essay Manusia dan
Budaya. Jakarta: Usaha Nasional
Wiji Suwarno. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jogjakarta:
AR-RUZZ MEDIA GROUP
DAFTAR INTERNET
1 komentar:
my facebook and twitter,
facebook = eko jito syarjito
twitter = @ekonarina
Posting Komentar